Menjemput Ilmu dari Pasangan Literat Sejati

Oleh: Yesi Arisanti

Selain mendapatkan ilmu dari pelatihan yang diadakan oleh Perpustakaan Proklamator Bung Hatta, Allah juga menakdirkan saya untuk belajar dari pemilik rumah baca. Ya, saya bersama Ira, Uki, dan Dian menginap di wisma pemilik Rumah Baca Anak Nagari di Gadut, Kab. Agam Sumatra Barat.

Rumah baca ini sudah mendapatkan penghargaan dari pemerintah pusat dan memenangi banyak perlombaan. Buku yang ada di rumah baca ini mungkin hampir sama dengan buku yang ada di perpustakaan sebuah instansi pemerintah.

Ketika saya tanya bagaimana cara mendirikan dan menjadikan rumah baca ini mempunyai koleksi yang sesuai tuntutan zaman. Jawaban yang diberikan membuat saya dan teman-teman terdiam. Kami hanya sanggup berkata, “Masyaallah,” dengan mata berkaca-kaca.

Hal yang dimulai adalah niat untuk berbuat yang bermanfaat untuk banyak orang. Setelah niat diluruskan, barulah dimulai dengan langkah-langkah berikutnya, yaitu mau belajar dan belajar.

Banyak kegiatan yang dilakukan di rumah baca ini. Selain tempat masyarakat untuk mendapatkan ilmu, juga ada permainan edukasi, tahfiz, keterampilan merangkai bunga, memasak, dll.

Saya berpesan kepada Pak Hasan dan Bu Sri, pendiri Rumah Baca Anak Nagari. Jangan pernah lelah dan bosan jika kami belajar dan banyak bertanya tentang rumah baca ini.

Juga ada kalimat yang membuat kami tersindir. Pengelola perpustakaan dan guru jangan seperti ayam mati di lumbung padi. Namun, jadilah seperti tikus yang kenyang di lumbung padi.

Penulis :

Guru SD Semen Padang, Yayasan Igasar Semen Padang

Fb. Yesi Arisanti

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: