Membongkar Misteri Situs Menhir Maek di Sumatera Barat

Oleh: Vicky Kurniawan

Di keheningan pedalaman Nagari Maek, Limapuluh Kota, Sumatera Barat, di balik kabut yang mengelilingi perbukitan yang rapat, terletak sebuah kepingan sejarah yang menggugah rasa ingin tahu para peneliti dan sejarawan. Situs Menhir Maek dengan batu-batu tegaknya yang misterius menjadi saksi bisu peradaban kuno yang menghuni kawasan ini.”

Suasana di Situs Menhir Bawah Parit, Nagari Maek, Kecamatan Bukit Barisan, Limapuluh Kota, Sumatera Barat, Rabu (27/10/2021). Menhir di situs ini merupakan tanda kubur manusia era megalit pada 1.500-2.500 sebelum Masehi. Ada 374 menhir dan satu dakon yang terdapat di Situs Menhir Bawah Parit ini. (Sumber: Kompas.id)

Jejak Sejarah Ribuan Tahun nan Menakjubkan

Di sebuah tanah lapang yang tersembunyi nan sunyi di pedalaman Sumatera Barat, angin berhembus kencang di terik siang. Sebagian daun-daun berguguran namun lebih banyak yang bertahan di ranting pepohonan. Dikelilingi pohon karet dan pinang, angin kencang membawa mereka bergoyang-goyang bak menyapa para pengunjung di tanah lapang namun ada satu yang kokoh berdiri gagah di kawasan tersebut; Ratusan batu yang tegak membentuk gugusan di tanah lapang seluas setengah hektar di tengah-tengah keberadaan kebun karet dan pinang.

Tidak diketahui pasti sejak kapan ratusan batu itu berdiri kokoh di tanah lapang itu namun yang pasti usia pohon karet dan pinang itu masih amat belia jika disandingkan dengan gugusan batu yang menghadap sengaja dibuat berdiri menghadap Gunung Sago – diperkirakan gugusan bebatuan ini telah ada di era megalit sekitar 1500-2500 sebelum masehi dan tentunya manusia di zaman tersebut tidak berbisnis karet dan pinang di masa itu.

Batu-batu yang berdiri tegak tersebut terletak di Nagari Maek, Kecamatan Bukit Barisan, situs Bawah Parit, Jorong Koto Tinggi. Lokasinya dapat diakses lebih kurang menghabiskan waktu dua jam jika perjalanan dimulai dari pusat kota Payakumbuh atau sekitar 50 kilometer.

Dilansir dari laporan Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumatera Barat (sekarang BPK) mencatat terdapat 374 Menhir dan satu satu dakon di situs yang berada di ketinggian 350 mdpl. Tinggi menhir beragam dan terdapat menhir setinggi empat meter namun tertelungkup di tanah.

Saat ini tercatat ada 13 situs megalitik di kompleks menhir maek, yaitu: (1) Situs Menhir Ronah I, (2) Situs Menhir Ronah II, (3) Situs Menhir Ronah III, (4), Situs Padang Ilalang/Bukik Domo I, (5), Situs Menhir Bukik Domo II, (6), Situs Menhir Bukik Domo III, (7) Situs Menhir Kayu Kaciak, (8), Situs Menhir Kampung I, (9), Situs Menhir Kampung II, (10) Situs Menhir Ampang Gadang I, (11) Situs Bakal Menhir Ampang Gadang, (12) Situs Menhir Balai-Balai Batu/Koto Gadang (13) Menhir Bawah Parit/Koto Tinggi.

Suara dari Masyarakat Nagari Maek

Wike Aprilia (Juru Pelihara Situs Bawah Parit) sering ditanyai mengenai menhir di kawasan ini, ia bercerita bahwa ada batu yang paling mungil seukuran kepala anak kecil dan batu yang memiliki tulisan terdapat tiga buah, selebihnya hanya batu berdiri yang biasa saja.

Santiana (Warga Nagari Maek – Saksi Eskavasi Tahun 1985) mengungkapkan bahwa ketika ia kecil, ia melihat ada tulang-belulang mayat di sekitar lokasi ketika eskavasi tengah berlangsung namun ia dan kawan-kawannya yang ketika itu masih SLTP diusir oleh petugas agar tidak mendekati lokasi eskavasi. “kami cigok-cigok se dari jauah tapi kami disuruah pai dek peneliti, dikatoan ka kami, jaan main dakek-dakek, jauah-jauah main dari siko” – kami intip-intip saja dari kejauhan tapi kami disuruh pergi oleh peneliti, katanya, jangan jangan main dekat sini, pergi jauh-jauh”, kenangnya saat itu sambil tertawa.

Lanjut Santiana, karena ia masih penasaran, ia tetap saja melihat kegiatan tersebut dari kejauhan, persaksiannya, ia melihat para peneliti menemukan kerangka, gigi yang seperti gigi manusia saat ini dan kepalanya panjang kebelakang serta giginya sedikit tonggos. Menurut Santiana, jauh sebelum hari ini, dahulu jumlah menhir jauh lebih banyak namun karena ketidaktahuan warga, banyak dari warga mengambil menhir untuk berbagai keperluan, termasuk untuk membangun rumah.

“Dulu batunyo banyak, namun dek kami ndak tahu sijarahnyo disiko, kami ambiak sajo batu disiko nan ketek-ketek. Untuak bangunan, untuak tampek duduak pulo ado juo” – “Dulu batunya (menhir) lebih banyak (dari sekarang) namun dikarenakan ketidaktahuan kami akan sejarah disini, kami (masyarakat) mengambil saja batu yang kecil-kecil tersebut untuk berbagai keperluan. Untuk bangunan bahkan untuk tempat duduk pun ada juga.”

Makna dan Fungsi Menhir

Penulis (nomor enam dari kiri dan yang disebelahnya yakni Herwandi) tengah menghadiri The 1st International Conference on Humanities, Arts, and Social Sciences (ICHASS) yang diselenggarakan oleh Universitas Andalas (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Para arkeolog bersepakat bahwa menhir telah digunakan untuk tujuan suci dan religius pada periode tertentu serta memiliki makna simbolis sebagai sarana penyembahan arwah leluhur dan nenek moyang. Sederhananya, menhir adalah batu yang digunakan sebagai medium yang menghubungkan orang-orang hidup dengan arwah para leluhur dan nenek moyang sekaligus ritual penyembahan yang bersifat sakral.

Herwandi (Guru Besar Sejarah dan Arkeologi, Universitas Andalas) menuturkan bahwa selain sebagai tanda kubur, menhir juga berfungsi sebagai media untuk menuntun arwah leluhur menuju surga. Tradisi megalitik sangat menghargai dan mengagungkan arwah para nenek moyang dan para leluhur sebab dianggap suci dan berada di tempat tinggi. Surga mereka berada di tempat nan tinggi seperti perbukitan, pegunungan sehingga menhir lebih jamak dijumpai di dua tempat tadi.

Hal yang menarik ialah kebanyakan menhir di sekitar lokasi menghadap ke Gunung Sago yang merupakan titik tertinggi di lokasi itu. Hasil wawancara Herwandi dengan masyarakat setempat bahwa ada indikasi lain bahwa kata sago agaknya bermakna sarugo atau surga. Hal ini setali dengan keberadaan menhir yang umumnya berada di tempat ketinggian dan selalu diarahkan ke puncak gunung atau titik tertinggi yang dapat diorientasikan sebagai pemaknaan surga. “Itulah sebabnya seluruh menhir selalu dihadapkan ke tempat tinggi atau Gunung Sago,” tekan Herwandi.

Selanjutnya, menhir juga difungsikan sebagai medium tempat masuknya arwah leluhur dan nenek moyang ke dunia para orang-orang hidup. Ritual-ritual menghormati leluhur ini selalu dilaksanakan di situs-situs menhir. Di Maek, ada balai batu tempat penyembahan arwah para leluhur dan nenek moyang dan ritus tersebut dipimpin oleh primus interpares yang diyakini sebagai cikal-bakal seorang datuak di Minangkabau.

Menhir juga digunakan sebagai tapal batas wilayah baik untuk penanda wilayah yang diyakini sebagai kawasan nan sakral maupun wilayah yang dianggap tidak sakral. Terkadang juga difungsikan sebagai batas politis dan geografis wilayah per tiap-tiap nagari.

Melacak Akar Matrilinealisme Minangkabau: Tabir Rahasia di Balik Ukiran Menhir

Dekorasi Burung pada Menhir di Situs Balai Adat, Kabupaten Lima Puluh Kota (Sumber: Dokumentasi Herwandi)

Herwandi mencoba melacak akar matrilinealisme di suku Minangkabau dan temuan yang sangat menarik ialah lukisan burung yang terdapat pada menhir yang ditemukan di situs Balai Adat. Hiasan burung yang terukir pada menhir tersebut merupakan bukti bahwa sejak masa prasejarah, bentuk seperti ini sudah ada dalam perkembangan seni Minangkabau. Pada waktu itu, gambar burung tersebut hanyalah simbol naturalistik. Burung itu digambar secara natural, lengkap dengan kepala, paruh, sayap, tubuh dan ekor.

Namun, hiasan ini benar-benar mencerminkan simbol yang amat signifikan. Simaklah dengan seksama, gambar burung yang terdapat pada menhir tersebut ternyata merupakan simbol matrilinealisme yang tersebar di Minangkabau. Simbol ini melambangkan burung yang membawa biji-bijian dan digunakan untuk menggambarkan rahim perempuan. Burung yang memberi makan pada anak-anaknya merupakan simbol perempuan dan dipertegas dengan terdapatnya ukiran rahim perempuan yang melambangkan adanya sistem matrinileal dalam masyarakat adat Minangkabau sejak masa prasejarah.

Membaca Strata Sosial: Menhir sebagai “Kamus” Para Peneliti

Jika manusia zaman prasejarah menggunakan menhir untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat suci dan sakral maka para peneliti menggunakannya sebagai “kamus” yang menghubungkan keterkaitan masa lalu dan masa kini sebagai sumber pengetahuan yang akan diwariskan kepada masa depan nantinya.

Selain digunakan sebagai simbol suci, kematian dan kesakralan, menhir di Nagari Maek juga dapat diterjemahkan sebagai simbol kehormatan. Riset yang dilakukan Indra Gunawan (sarjana Pendidikan Seni Rupa, Universitas Negeri Padang) mengemukakan bahwa terdapatnya keberagaman ukiran hias menjadi simbol rasa hormat terhadap orang-orang yang telah meninggalkan kehidupan di bumi.

Di Situs Bawah Parit disajikan pemandangan menhir nan variatif bagi penikmat seni, mulai dari yang besar-kecil hingga bermotif polos. Ternyata variasi itu memiliki korelasi dengan sistem penguburan masa kini yang juga dapat diketahui dengan memerhatikan batu nisan seseorang terhadap strata sosialnya. Seperti ukuran kuburan/batu nisan dan adanya pagar yang mengelilingi kuburan menandakan status dan relasi sosial orang tersebut semasa ia hidup. Sederhananya, kuburan yang dipagari dan diberi atap genteng menandakan kuburan orang penting (nan dituakan) di kampung tersebut.

Beberapa bentuk menhir yang ada di Situs Bawah Parit adalah gagang pisau, hulu pisau dan struktur badan yang cenderung melengkung. Bentuk menhir yang ketiga ini menjadi menhir dengan ukuran terbesar di Situs Bawah Parit. Bentuknya terkadang menyimbolkan manusia (yang belum sempurna) dan di interpretasikan sebagai perwujudan leluhur yang menjaga dan melindungi para penduduk dari bencana.

Motif-motif yang terdapat di menhir meliputi bentuk kaluak paku yang agaknya terinspirasi dari tanaman pakis muda dan motif pucuak rabuang yang dapat diterjemahkan sebagai wujud tunas bambu. Dua tumbuhan ini acapkali digunakan sebagai hidangan bagi masyarakat Minangkabau.

Keberagaman motif hias ini juga menjadi bukti kecerdasan dan keterampilan manusia prasejarah yang mampu memahat batu di tengah-tengah suasana zaman yang jauh berbeda dengan hari ini dan dengan keterbatasan teknologi yang seadanya mampu mengabadikan seni dan kebudayaan yang dapat dinikmati sampai detik ini.

Keunikan Arsitektur dan Lokasi Geografis

Menhir Maek menawarkan pemandangan yang menakjubkan yang tidak akan tuan dan puan temukan di wilayah Minangkabau lainnya. Pemandangan menakjubkan dengan batu-batu yang berdiri gagah dan tersusun amat cermat di tengah lanskap alam yang mengagumkan. Tepatlah kata para penyair temporer bahwa; “sejatinya Tuhan menciptakan ranah Minangkabau saat Dia tengah tersenyum.” Sehingga lanskap ranah Minangkabau ini masih terawat indah meski umur bumi kita tak lagi muda.

Tata letak dan pengaturan mereka terhadap batu-batu tersebut sejatinya menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang geometri dan kecermatan teknis dalam memosisikan batu-batu besar ini sehingga “seolah-olah hikmat dan taat menghadap kiblat” dalam definisi manusia masa itu yang menganggap tempat tinggi adalah keberadaan surga yang sejati.

Pengetahuan mereka tercermin dari bagaimana mereka berhasil memosisikan batu-batu tersebut yang menghadap ke Gunung Sago dan hal ini menunjukkan kemahiran dan pengetahuan luhur yang dimiliki masyarakat kuno di wilayah ini telah maju menurut indikator periode itu.

Tantangan dalam Pelestarian dan Penelitian

Meskipun penting secara arkeologis dan sejarah, Situs Menhir Maek dihadapkan pada tantangan pelestarian yang serius. Faktor seperti degradasi alamiah, kerusakan akibat faktor lingkungan, serta potensi gangguan manusia dan vandalisme mengharuskan adanya langkah-langkah yang lebih serius untuk melindungi dan memelihara warisan berharga ini untuk generasi mendatang.

Sebab, Situs Menhir Maek bukan hanya sekadar himpunan batu kuno; ia adalah jendela ke masa lalu yang membantu kita memahami bagaimana masyarakat prasejarah berinteraksi dengan lingkungan mereka, bagaimana mereka memandang alam semesta, dan bagaimana mereka membangun identitas budaya mereka. Melalui studi dan pelestarian situs ini, kita dapat memperkaya pemahaman kita tentang sejarah awal manusia di Sumatera Barat bahkan di seluruh Nusantara.

Penelitian Masa Depan dan Harapan

Di tengah kemajuan teknologi dan metodologi penelitian yang semakin canggih, masa depan penelitian di Situs Menhir Maek menjanjikan pemahaman yang lebih dalam lagi tentang peradaban kuno di Sumatera Barat khususnya dan Indonesia umumnya. Dengan upaya pelestarian yang tepat, situs ini dapat terus memberikan pengetahuan yang berharga bagi kita semua.

Dengan demikian, Situs Menhir Maek di Sumatera Barat tidak hanya menjadi sebuah titik penanda dalam sejarah, tetapi juga sebuah cermin yang menantang kita untuk menggali lebih dalam lagi ke kisah panjang peradaban manusia di kepulauan Nusantara.

Sebagai perpisahan petualangan singkat dalam bentuk naratif ini, dapat dikatakan bahwa menhir-menhir di Nagari Maek ini memang dapat dikatakan sebagai benda mati namun bukan berarti ia tak bisa “menghidupi.” Ada nilai sejarah yang melekat kuat di dalamnya seolah-olah ia “menantang” kita untuk memecahkan dan membongkar misteri serta teka-teki yang melekat padanya. Sebab sejarah akan terkubur dalam manakala tak ada lagi yang bersedia untuk menelusurinya.

Referensi:

Adams, Laurie Schneider. 2001. A History of Western Art. Boston: McGrew Hill

Gunawan, Indra. Syafwardi. Erwin A. 2017. “Studi Tentang Bentuk Motif Hias Arah Hadap dan Makna Menhir di Kenagarian Maek Kabupaten Lima Puluh Kota Provinsi Sumatera Baat. Serupa: The Journal of Art Education. Vol 5 No 2

Herwandi, M.H. 2003. “Menhir dan Akar Budaya Pola Hias Minangkabau”. Dalam Jurnal Kebudayaan. Pascasarjana Universitas Udayana. Bali

Herwandi, M.H. 2011. “Sentuhan Islam dalam Pola Hias Minangkabau: Sebuah Tinjauan Etnoarkeologis”. Makalah dipresentasikan dalam Seminar Internasional Hubungan Indonesia-Malaysia pada 12-14 Juli di Fakulty Sastra dan Sains Sosial, University Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia

Herwandi, M.H. 2019. “Arkeologi Seni: Pola Hias Minangkabau, Dari Artefak Seni ke Motif Batik Kreatif di Sumatera Barat”. Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas. 7 Oktober 2019. Padang: Universitas Andalas

Herwandi, M.H. Rafeah Legino, Hanafi Hussin dan Ike Revita. 2023. “Interpretating Avian Imagery in Minangkabau Patterns: Insight from Fiqh dan Sufism Perspective.” Dalam Envirountment-Behavior Proceedings Journal. Vol 8 No 16

“Masyarakat Maek Minta Pemerintah Wujudkan Nagari Seribu Menhir Menjadi Pariwisata Dunia”. Majalah Mimbar, Edisi Juli-Agustus 2023

Pranala Luar

Menhir di Nagari Maek: Tanda Kematian, Kehormatan dan Keyakinan dalam https://www.kompas.com/stori/read/2024/07/11/164805079/menhir-di-nagari-maek-tanda-kematian-kehormatan-dan-keyakinan?page=all#google_vignette. Diakses pada 20 Juli 2024

Menhir Maek, Saksi Zaman Prasejarah di Pedalaman Sumatera. Dalam https://youtu.be/Vq-1PBKrxfA?si=LOnUsfHzdnOSeqxl. Diakses 15 Juli 2024

 

21 komentar pada “Membongkar Misteri Situs Menhir Maek di Sumatera Barat

  • September 17, 2024 pada 11:35 pm
    Permalink

    Hmm is anyone else encountering problems with the images on this blog loading? I’m trying to determine if its a problem on my end or if it’s the blog. Any responses would be greatly appreciated.

    Balas
  • September 23, 2024 pada 8:58 pm
    Permalink

    الأنابيب الحرارية والمقاومة للحرارة في العراق في مصنع إيليت بايب في العراق، نفتخر بتقديم الأنابيب الحرارية والمقاومة للحرارة بأعلى جودة. تم تصميم هذه الأنابيب لتحمل درجات الحرارة القصوى والبيئات القاسية، مما يجعلها مثالية لمجموعة متنوعة من التطبيقات الصناعية والتجارية. تم تصنيع أنابيبنا الحرارية لتقديم أداء استثنائي ومتانة، مما يضمن موثوقية طويلة الأمد حتى في أكثر الظروف تطلبًا. كأحد أفضل المصانع وأكثرها موثوقية في العراق، يضمن مصنع إيليت بايب أن جميع الأنابيب الحرارية والمقاومة للحرارة تلتزم بالمعايير الصارمة وتقدم جودة فائقة. لمزيد من المعلومات حول منتجاتنا، قم بزيارة موقعنا على الإنترنت: elitepipeiraq.com.

    Balas
  • Oktober 31, 2024 pada 5:33 pm
    Permalink

    F*ckin¦ tremendous things here. I am very glad to see your post. Thanks so much and i am taking a look forward to touch you. Will you kindly drop me a e-mail?

    Balas
  • November 20, 2024 pada 11:58 am
    Permalink

    Everything is very open and very clear explanation of issues. was truly information. Your website is very useful. Thanks for sharing.

    Balas
  • November 23, 2024 pada 1:23 pm
    Permalink

    Bwer Company is a top supplier of weighbridge truck scales in Iraq, providing a complete range of solutions for accurate vehicle load measurement. Their services cover every aspect of truck scales, from truck scale installation and maintenance to calibration and repair. Bwer Company offers commercial truck scales, industrial truck scales, and axle weighbridge systems, tailored to meet the demands of heavy-duty applications. Bwer Company’s electronic truck scales and digital truck scales incorporate advanced technology, ensuring precise and reliable measurements. Their heavy-duty truck scales are engineered for rugged environments, making them suitable for industries such as logistics, agriculture, and construction. Whether you’re looking for truck scales for sale, rental, or lease, Bwer Company provides flexible options to match your needs, including truck scale parts, accessories, and software for enhanced performance. As trusted truck scale manufacturers, Bwer Company offers certified truck scale calibration services, ensuring compliance with industry standards. Their services include truck scale inspection, certification, and repair services, supporting the long-term reliability of your truck scale systems. With a team of experts, Bwer Company ensures seamless truck scale installation and maintenance, keeping your operations running smoothly. For more information on truck scale prices, installation costs, or to learn about their range of weighbridge truck scales and other products, visit Bwer Company’s website at bwerpipes.com.

    Balas
  • November 26, 2024 pada 7:00 am
    Permalink

    What i do not understood is actually how you’re no longer really a lot more well-liked than you might be now. You are so intelligent. You realize therefore considerably on the subject of this subject, made me for my part imagine it from a lot of various angles. Its like men and women are not interested except it¦s one thing to do with Woman gaga! Your own stuffs outstanding. All the time care for it up!

    Balas
  • November 26, 2024 pada 8:56 pm
    Permalink

    Very interesting points you have noted, thanks for posting.

    Balas
  • November 27, 2024 pada 5:56 pm
    Permalink

    Thank you, I’ve just been looking for information about this subject for ages and yours is the greatest I’ve discovered so far. But, what about the bottom line? Are you sure about the source?

    Balas
  • November 28, 2024 pada 7:17 pm
    Permalink

    I was looking at some of your blog posts on this internet site and I believe this internet site is rattling informative! Continue posting.

    Balas
  • Desember 5, 2024 pada 8:53 am
    Permalink

    It is appropriate time to make a few plans for the long run and it is time to be happy. I have learn this put up and if I could I wish to suggest you some fascinating things or advice. Perhaps you can write next articles relating to this article. I desire to learn more things about it!

    Balas
  • Desember 7, 2024 pada 5:54 am
    Permalink

    I’m not sure why but this web site is loading incredibly slow for me. Is anyone else having this issue or is it a issue on my end? I’ll check back later and see if the problem still exists.

    Balas
  • Desember 7, 2024 pada 7:44 am
    Permalink

    Wow! This can be one particular of the most useful blogs We have ever arrive across on this subject. Basically Excellent. I’m also an expert in this topic therefore I can understand your effort.

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

%d blogger menyukai ini: