Kota Lama Semarang dan Kisah Inspiratif Pejuang Literasi

Kota lama semarang menjadi lokasi pilihan pegiat literasi yang tersebar di seluruh Indonesia untuk mengisi waktu bersantai di sela padatnya acara Festival Literasi Indonesia (FLI) tahun 2023 dalam bentuk gelar karya literasi yang diselenggarakan oleh Direktorat PMPK dan Forum TBM pada tanggal 7-9 September 2023 bertempat di Quest Hotel, Semarang.

Kota Lama semarang yang disebut juga sebagai Oudstadt atau Little Netherland menjadi saksi kedatangan pejuang literasi ke kota bersejarah di tengah pulau jawa tersebut. Sebanyak 35 pegiat literasi yang tergabung di Forum TBM Indonesia berperan aktif dalam perhelatan acara tahunan dari Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus ,Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi, ada yang menjadi peserta, panitia, moderator dan narasumber.

Ada 3 tujuan dari kegiatan tahunan ini yaitu (1) menyosialisasikan kebijakan dan program pengembangan literasi dalam konteks merdeka belajar (2) memperkuat komitmen seluruh pemangku kepentingan dalam pengembangan literasi masyarakat dan (3) berbagi praktik baik literasi antar daerah dan antar pegiat literasi.

Hasan Achari Hrp, ketua RBAN merupakan pegiat literasi yang menjadi salah satu narasumber praktik baik yang di undang dalam acara Festival Literasi Indonesia (FLI) di Semarang tersebut. Berbagi praktik baik dalam Pendampingan literasi untuk anak dan remaja. menjadi tema yang diangkat dalam acara yang berlangsung selama 3 hari.

Dokumentasi FLI 2023, Semarang

“RBAN hadir karena 2 alasan, keresahan dan impian,” ungkap ketua RBAN yang menjadi narasumber di hari kedua acara FLI 2023.
Hasan Achari Harahap menyampaikan closing statment dengan perkataan,” Pegiat literasi itu hadir untuk menghidupi literasi, bukan untuk mencari hidup dari literasi”.

Kota lama yang menyajikan bangunan bersejarah dengan luas area sekitar 31 hektar di tengah kota semarang menjadi saksi kedatangan para pahlawan literasi yang bergerak tanpa pamrih, berjuang demi peradaban Indonesia yang lebih baik, menuju Indonesia emas 2045. Semoga kota lama semarang dan para pahlawan yang telah gugur memperjuangan kemerdekaan Indonesia tersenyum bangga dengan kedatangan para pahlawan literasi ke kota yang penuh sejarah tersebut.

Salam Literasi

9 komentar pada “Kota Lama Semarang dan Kisah Inspiratif Pejuang Literasi

  • Oktober 12, 2024 pada 6:18 pm
    Permalink

    Greetings! Very helpful advice on this article! It is the little changes that make the biggest changes. Thanks a lot for sharing!

    Balas
  • Oktober 31, 2024 pada 6:47 pm
    Permalink

    I?¦m not certain where you are getting your information, however great topic. I needs to spend a while finding out more or understanding more. Thank you for fantastic information I was searching for this info for my mission.

    Balas
  • Oktober 31, 2024 pada 9:20 pm
    Permalink

    I just like the helpful info you supply on your articles. I will bookmark your weblog and test again here frequently. I’m rather sure I’ll learn many new stuff right here! Good luck for the next!

    Balas
  • November 24, 2024 pada 2:46 pm
    Permalink

    I loved as much as you’ll receive carried out right here. The sketch is tasteful, your authored subject matter stylish. nonetheless, you command get bought an edginess over that you wish be delivering the following. unwell unquestionably come further formerly again as exactly the same nearly a lot often inside case you shield this increase.

    Balas
  • November 27, 2024 pada 4:52 am
    Permalink

    Great write-up, I am regular visitor of one?¦s website, maintain up the excellent operate, and It’s going to be a regular visitor for a long time.

    Balas
  • November 27, 2024 pada 9:27 pm
    Permalink

    Howdy! I know this is somewhat off topic but I was wondering if you knew where I could get a captcha plugin for my comment form? I’m using the same blog platform as yours and I’m having trouble finding one? Thanks a lot!

    Balas
  • November 28, 2024 pada 7:00 pm
    Permalink

    Regards for helping out, wonderful info. “Our individual lives cannot, generally, be works of art unless the social order is also.” by Charles Horton Cooley.

    Balas
  • Desember 1, 2024 pada 7:40 pm
    Permalink

    Can you be more specific about the content of your article? After reading it, I still have some doubts. Hope you can help me.

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

%d blogger menyukai ini: